Sistem penggajian ini sangat sederhana karena hanya untuk para Pemula yang
memerlukan model pembanding penggajian ditempat kerja yang sekarang. Banyak
model sistem penggajian yang rumit dan canggih. Termasuk sistem absensinya juga
bermacam-macam. Ada yang menggunakan finger print, kartu gesek, ratina mata,
atau kartu check clock biasa.
Semua model sistem absensi karyawan masing-masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Tergantung mana yang lebih cocok untuk digunakan pada Perusahaan
setempat. Perusahaan industri pabrikan yang jumlah karyawannya banyak dan
Perusahaan jasa yang jumlah Karyawannya kurang dari 100 orang, tentu beda dasar
pertimbangannya. Perusahaan yang jumlah Karyawannya sedikit, tentu akan memilih
yang lebih canggih karena kemungkinan error alat lebih sedikit. Tapi Perusahaan
yang jumlah karyawannya banyak, tentu lebih memilih yang manual atau semi
manual.
Model semi manual ini paling tepat untuk pabrikan yang jumlah karyawannya lebih dari 1000 orang. Karaena aabila ada kesalahan mudah ditanggulangi. Tidak menggunakan teknologi yang tinggi sehingga apabila ada kesalahan mudah melakukan perbaikan dan service berkala. Dan yang lebih penting lagi, dengan menggunakan kartu check lock ini bisa dipakai untuk alat bukti (secara fisik) dalma perselisihan perburuhan. Sedangkan yang mengunaka alat elektonik canggih sulit mendapat alat bukti secara fisik karena harus import data dulu dari alatnya, lalu di print dan lain-lain. Bukti model seperti ini sering tidak diakui karyawan yang bermasalah karena dia hanya sebuah rekayasa saja.
Model semi manual ini paling tepat untuk pabrikan yang jumlah karyawannya lebih dari 1000 orang. Karaena aabila ada kesalahan mudah ditanggulangi. Tidak menggunakan teknologi yang tinggi sehingga apabila ada kesalahan mudah melakukan perbaikan dan service berkala. Dan yang lebih penting lagi, dengan menggunakan kartu check lock ini bisa dipakai untuk alat bukti (secara fisik) dalma perselisihan perburuhan. Sedangkan yang mengunaka alat elektonik canggih sulit mendapat alat bukti secara fisik karena harus import data dulu dari alatnya, lalu di print dan lain-lain. Bukti model seperti ini sering tidak diakui karyawan yang bermasalah karena dia hanya sebuah rekayasa saja.
Keterangan Flowchart:
1. Data kehadiran seluruh karyawan yang
sudah berupa rekapan per hari pada tanggal cut off sudah diperiksa ulang
tentang kebenarannya dan siap dijadikan data pengajian.
2. Departemen HRD (bagian payroll)
menerima data kehadiran yang sudah valid untuk diproses penggajiaannya per
orang.
3. Departeman HRD (bagian pajak pph 21)
menghitung atau mengkoreksi pajak baik yang gajinya ada kemaikan atau ada
perubahan status keluarga (tambah anak atau ada perubahan dari bujang menjadi
kawin, dan lain-lain).
4. Departemen HRD (bagian payroll)
setelah menrima revisi perhitungan pajak gaji dari bagian pajak, membuat slip
gaji dan daftar gaji seluruh karyawan untuk dikoreksi dan dimintakan tanda
tangan manager HRD.
5. Departemen keuangan menerima daftar
gaji dan slip gaji karyawan departemen HRD untuk dikoreksi secara menyeluruh
bak perhitungan gaji take homr pay-ny masing-masing karyawan maupun perhitungan
pajak gajinya.
6. Apabila departemen keuangan menemukan
ada kesalahan hitung atau salah ketik, harus segera mengembalikannya ke
departemen HRD, atau cancel.
7. Apabila departemen keuangan
evaluasinya tidak menemukan kesalahan pada daftar gaji atau slip gaji tersebut,
maka wajib menandatanganinya dan membuat check tunai atau bilyet giro sebesar
jumlah gaji seluruh karyawan dan menyerahkannya pada pimpinan perusahaan.
8. Pimpinan perusahaan menerima dan
menandatangani daftar gaji seluruh karyawan check tunai atau bilyet giro untuk
transfer gaji vi bank yang ditunjuk.
9. Bank yang ditunjuk menerima daftar
gaji dan check/bilyet transfer ke rekening pribadi masing-masing karyawan pada
tanggal yang telah ditentukan.
10. Karyawan pada tanggal penggajian
yang telah ditentukan, mengambil gajinya melalui ATM yang telah ditunjuk,
dengan rentang waktu selama 24 jam per hari.
11. Selesai

Tidak ada komentar:
Posting Komentar